inflasi Year on Year (y-on-y) Provinsi Sulawesi Barat sebesar 2,05 persen. Inflasi tertinggi terjadi di Mamuju sebesar 2,19 persen.
Inflasi Provinsi Sulawesi Barat September 2024
Mamuju,
Oktober 2024 – Badan
Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat melaporkan tingkat inflasi year
on year (y-on-y) Provinsi Sulawesi Barat pada September 2024 sebesar 2,05
persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat di angka 106,04. Inflasi
tertinggi terjadi di Kabupaten Mamuju, mencapai 2,19 persen dengan IHK 105,71,
sedangkan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Majene sebesar 1,94 persen
dengan IHK 106,24.
Inflasi
y-on-y di Sulawesi Barat pada September 2024 disebabkan oleh kenaikan indeks
harga di beberapa kelompok pengeluaran, di antaranya:
- Kelompok makanan, minuman, dan
tembakau naik 3,49 persen.
- Kelompok pakaian dan alas kaki
naik 1,56 persen.
- Kelompok perumahan, air,
listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik 0,31 persen.
- Kelompok perlengkapan,
peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 0,50 persen.
- Kelompok transportasi naik 0,35
persen.
- Kelompok informasi, komunikasi,
dan jasa keuangan naik 0,29 persen.
- Kelompok rekreasi, olahraga,
dan budaya naik 1,10 persen.
- Kelompok pendidikan naik 2,94
persen.
- Kelompok penyediaan makanan dan
minuman/restoran naik 3,63 persen.
- Kelompok perawatan pribadi dan
jasa lainnya naik 2,37 persen.
Sementara
itu, inflasi month to month (m-to-m) Sulawesi Barat pada September 2024
tercatat sebesar 0,33 persen, dan inflasi year to date (y-to-d) sebesar 0,79
persen.
IHK dan Tingkat Inflasi Month to Month (m-to-m), Year to
Date (y-to-d), dan Year on Year (y-on-y) Provinsi Sulawesi Barat Menurut
Kelompok Pengeluaran (2022=100), September 2024.
Perkembangan Harga Menurut Kelompok Pengeluaran
Secara umum,
perkembangan harga komoditas di Sulawesi Barat menunjukkan kenaikan pada
beberapa kelompok pengeluaran utama, yang berkontribusi terhadap inflasi y-on-y
sebesar 2,05 persen pada September 2024. Beberapa komoditas yang dominan
memberikan kontribusi inflasi y-on-y antara lain:
- Beras, ikan layang, pisang,
sigaret kretek mesin (SKM), kopi bubuk, nasi dengan lauk, gula pasir, emas
perhiasan, ayam goreng, kontrak rumah, cabai rawit, sewa rumah, ikan
kembung, sigaret putih mesin (SPM), sayur olahan, mie kering instan, uang
akademi/perguruan tinggi, biskuit, minyak kelapa, dan ikan selar.
Sementara
itu, beberapa komoditas memberikan andil terhadap deflasi y-on-y, antara lain:
- Tomat, cabai merah, ikan cepa,
pepaya, semen, ikan tongkol, angkutan udara, gula merah, ikan tuna, telur
ayam ras, ayam hidup, besi beton, seng, tepung terigu, susu bubuk untuk
balita, sabun cair/cuci piring, susu bubuk, bahan bakar rumah tangga,
daging ayam ras, dan ikan teri.
Pada bulan
yang sama, inflasi m-to-m di Sulawesi Barat juga dipengaruhi oleh beberapa
komoditas yang memberikan kontribusi inflasi, seperti:
- Ikan cakalang, ikan layang,
pisang, telur ayam ras, dan jeruk nipis/limau.
Sebaliknya,
komoditas yang memberikan andil deflasi m-to-m di antaranya cabai merah, tomat,
beras, cabai rawit, dan daging ayam ras.
Andil
Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi y-on-y
Kelompok
pengeluaran yang memberikan kontribusi terhadap inflasi y-on-y pada September
2024 meliputi:
- Kelompok makanan, minuman, dan
tembakau sebesar 1,29 persen.
- Kelompok pakaian dan alas kaki
sebesar 0,10 persen.
- Kelompok perumahan, air,
listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,05 persen.
- Kelompok perlengkapan,
peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,03 persen.
- Kelompok transportasi sebesar
0,04 persen.
- Kelompok informasi, komunikasi,
dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen.
- Kelompok rekreasi, olahraga,
dan budaya sebesar 0,01 persen.
- Kelompok pendidikan sebesar
0,06 persen.
- Kelompok penyediaan makanan dan
minuman/restoran sebesar 0,33 persen.
- Kelompok perawatan pribadi dan
jasa lainnya sebesar 0,12 persen.
Comments
Post a Comment