Skip to main content

BAB 11: Pengajaran Berbasis Kompetensi

 

Definisi dan Tujuan Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Pembelajaran berbasis kompetensi (Competency-Based Education, CBE) adalah pendekatan pendidikan yang berfokus pada pencapaian kompetensi tertentu oleh siswa. Kompetensi ini mencakup kombinasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk berhasil dalam konteks tertentu (Richards & Rodgers, 2001). Dalam pembelajaran berbasis kompetensi, keberhasilan siswa diukur berdasarkan kemampuannya untuk mendemonstrasikan kompetensi yang telah ditentukan, bukan hanya berdasarkan waktu yang dihabiskan dalam pembelajaran atau nilai ujian akhir.

Tujuan Pembelajaran Berbasis Kompetensi

1.      Meningkatkan Relevansi Pembelajaran Pembelajaran berbasis kompetensi dirancang untuk memastikan bahwa siswa memperoleh keterampilan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan kehidupan nyata (Spady, 1994).

2.      Mendorong Pembelajaran Individual CBE memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan mereka sendiri. Mereka dapat maju ke tahap berikutnya setelah menunjukkan penguasaan kompetensi tertentu.

3.      Mengintegrasikan Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap Tujuan CBE adalah untuk menghasilkan individu yang tidak hanya memiliki pengetahuan teoretis, tetapi juga mampu menerapkannya dalam situasi praktis.

4.      Mengembangkan Pembelajaran Sepanjang Hayat Dengan fokus pada penguasaan kompetensi, pembelajaran berbasis kompetensi mempersiapkan siswa untuk terus belajar dan beradaptasi dalam berbagai konteks sepanjang hidup mereka.

Hubungan antara Kompetensi, Pengajaran, dan Asesmen

Kompetensi, pengajaran, dan asesmen adalah tiga elemen yang saling terkait dalam pembelajaran berbasis kompetensi. Ketiga elemen ini bekerja bersama untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran tercapai secara efektif.

Kompetensi sebagai Tujuan

Kompetensi adalah hasil belajar yang diharapkan. Kompetensi mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki siswa setelah menyelesaikan pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran berbasis kompetensi, tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk memandu proses pengajaran dan asesmen (Marzano & Kendall, 2007).

Pengajaran sebagai Proses

Pengajaran dalam CBE dirancang untuk membantu siswa mencapai kompetensi yang ditetapkan. Guru bertindak sebagai fasilitator yang menyediakan berbagai metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan siswa yang berbeda. Strategi seperti pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran kolaboratif, dan pembelajaran kontekstual sering digunakan untuk mendukung pencapaian kompetensi.

Asesmen sebagai Pengukuran

Asesmen digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana siswa telah mencapai kompetensi. Dalam CBE, asesmen tidak hanya mencakup ujian tertulis tetapi juga mencakup tugas praktis, presentasi, dan portofolio. Asesmen formatif digunakan untuk memberikan umpan balik selama proses pembelajaran, sedangkan asesmen sumatif digunakan untuk menentukan apakah siswa telah mencapai kompetensi tertentu.

Hubungan Sinergis

·         Kompetensi memberikan arah bagi pengajaran dan asesmen.

·         Pengajaran dirancang untuk membantu siswa mencapai kompetensi.

·         Asesmen digunakan untuk mengukur keberhasilan pengajaran dan pencapaian kompetensi siswa.

Teknik Mengevaluasi Kompetensi Siswa

Evaluasi kompetensi siswa dalam pembelajaran berbasis kompetensi memerlukan pendekatan yang holistik dan beragam untuk memastikan bahwa semua aspek kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) terukur dengan baik.

1. Asesmen Berbasis Kinerja

Asesmen berbasis kinerja melibatkan siswa dalam tugas-tugas yang mensimulasikan situasi dunia nyata. Contoh tugas ini meliputi:

·         Proyek: Siswa diminta untuk menyelesaikan proyek yang relevan dengan kompetensi yang dipelajari, seperti membuat laporan penelitian atau desain produk.

·         Simulasi: Siswa berpartisipasi dalam simulasi untuk menunjukkan keterampilan praktis, seperti debat, permainan peran, atau eksperimen sains.

2. Portofolio

Portofolio adalah kumpulan karya siswa yang menunjukkan perkembangan kompetensi mereka selama waktu tertentu. Portofolio dapat mencakup esai, laporan proyek, video presentasi, atau refleksi pribadi. Keuntungan dari portofolio adalah kemampuannya untuk mendokumentasikan proses pembelajaran, bukan hanya hasil akhir.

3. Observasi

Observasi memungkinkan guru untuk mengevaluasi kompetensi siswa dalam konteks nyata. Guru dapat menggunakan daftar periksa atau rubrik untuk mencatat kinerja siswa selama aktivitas kelas, seperti kerja kelompok, presentasi, atau diskusi.

4. Tes Berbasis Kompetensi

Tes berbasis kompetensi dirancang untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan mereka dalam situasi yang relevan. Misalnya, soal-soal berbasis studi kasus atau pemecahan masalah kompleks.

5. Refleksi Diri

Refleksi diri adalah proses di mana siswa mengevaluasi pencapaian mereka sendiri terkait dengan kompetensi tertentu. Siswa dapat menulis jurnal atau menggunakan rubrik untuk menilai kekuatan dan kelemahan mereka.

6. Umpan Balik Berkelanjutan

Memberikan umpan balik berkelanjutan adalah bagian penting dari evaluasi kompetensi. Umpan balik yang spesifik dan konstruktif membantu siswa memahami apa yang telah mereka capai dan apa yang perlu diperbaiki.

Tantangan dalam Mengevaluasi Kompetensi

·         Subjektivitas dalam Penilaian: Penilaian kompetensi sering kali melibatkan unsur subjektivitas, terutama dalam asesmen berbasis kinerja dan observasi.

·         Kompleksitas Penilaian: Mengevaluasi kompetensi memerlukan berbagai metode dan alat, yang dapat menjadi tantangan logistik bagi guru.

·         Keterbatasan Waktu: Proses evaluasi kompetensi yang menyeluruh memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan penilaian tradisional.

Solusi untuk Mengatasi Tantangan

1.      Penggunaan Rubrik: Rubrik yang jelas dan rinci dapat membantu mengurangi subjektivitas dalam penilaian.

2.      Pelatihan Guru: Memberikan pelatihan kepada guru tentang teknik evaluasi kompetensi dapat meningkatkan akurasi dan konsistensi.

3.      Teknologi Pendidikan: Menggunakan teknologi, seperti platform asesmen digital, dapat membantu mengelola dan menganalisis data evaluasi dengan lebih efisien.

Kesimpulan

Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pendekatan yang berfokus pada pengembangan kemampuan siswa secara holistik. Hubungan antara kompetensi, pengajaran, dan asesmen sangat erat, dengan masing-masing elemen saling mendukung untuk mencapai tujuan pembelajaran. Teknik evaluasi kompetensi siswa harus dirancang secara komprehensif dan inklusif untuk memastikan bahwa semua aspek kompetensi terukur dengan baik. Meskipun ada tantangan dalam implementasinya, solusi seperti penggunaan rubrik dan teknologi dapat membantu meningkatkan efektivitas evaluasi.

Referensi

·         Marzano, R. J., & Kendall, J. S. (2007). The New Taxonomy of Educational Objectives. Thousand Oaks, CA: Corwin Press.

·         Richards, J. C., & Rodgers, T. S. (2001). Approaches and Methods in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press.

·         Spady, W. G. (1994). Outcome-Based Education: Critical Issues and Answers. Arlington, VA: American Association of School Administrators.

Comments

Popular posts from this blog

Pendahuluan Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya

Pendahuluan 1.1. Pengertian Peserta Didik Peserta didik merupakan subjek utama dalam sistem pendidikan yang berperan sebagai individu yang menjalani proses pembelajaran. Secara terminologi, peserta didik adalah individu yang berpartisipasi aktif dalam proses pendidikan, baik formal, nonformal, maupun informal, dengan tujuan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu untuk mengembangkan potensi dirinya. Dalam konteks formal, peserta didik sering merujuk pada siswa di sekolah atau mahasiswa di perguruan tinggi yang terlibat dalam proses pembelajaran yang terstruktur. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri melalui proses pembelajaran pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Definisi ini menegaskan bahwa peserta didik tidak hanya terbatas pada anak usia sekolah, tetapi mencakup individu di berbagai usia yang terlibat dalam berbagai bentuk pendidikan (Keme...

Kementerian Agama Buka Rekrutmen 89.781 PPPK 2024: Terbuka bagi Eks Honorer dan Non-ASN, Penghasilan Hingga Rp7,2 Juta

  Jakarta, 2024 – Kementerian Agama (Kemenag) telah mengumumkan pembukaan seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk tahun 2024. Program ini terbuka bagi eks Tenaga Honorer Kategori II dan Tenaga Non-ASN yang tercatat di Badan Kepegawaian Negara (BKN). Kebutuhan ini meliputi pengisian sebanyak 89.781 pegawai yang akan ditempatkan pada jabatan pelaksana dan fungsional dengan rentang penghasilan mulai dari Rp1.938.500 hingga Rp7.261.300. Kriteria Pelamar: Pelamar harus merupakan Eks Tenaga Honorer Kategori II atau Non-ASN yang terdaftar di database BKN dan masih aktif bekerja di instansi pemerintah. Pelamar adalah Warga Negara Indonesia yang memenuhi persyaratan umur, pendidikan, kompetensi, dan kesehatan. Pelamar tidak terlibat dalam politik praktis atau organisasi terlarang dan bebas dari catatan kriminal serta penyalahgunaan narkotika. Persyaratan Administratif dan Dokumen: Setiap pelamar diharuskan membuat akun di laman resmi pendaftaran Kemenag, mengisi dat...

Dukungan Prabowo: Insentif Guru Non-ASN Rp 2 Juta, Guru ASN 1 Kali Gaji

WartaHarian , 26 November 2024 – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menerima Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, di Istana Merdeka. Dalam pertemuan ini, sejumlah isu strategis di bidang pendidikan menjadi topik pembahasan, termasuk kebijakan pembelajaran coding, evaluasi sistem zonasi PPDB, peringatan Hari Guru Nasional 2024, serta peningkatan kesejahteraan guru. Pemerintah tengah mengkaji penerapan pembelajaran pemrograman komputer atau coding sebagai bagian dari kurikulum pilihan di sekolah. Kebijakan ini direncanakan dimulai dari jenjang pendidikan dasar, kemungkinan dari kelas 4 ke atas. Presiden Prabowo Subianto menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif tersebut, dengan harapan pembelajaran coding dapat membekali generasi muda untuk menghadapi tantangan era digital yang semakin kompleks. Terkait dengan sistem zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Presiden Prabowo menginstruksikan agar dilakukan kajian mendalam untuk menye...