Skip to main content

BAB 7: Teknik Pengajaran Berbasis Asesmen Formatif


Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif

Umpan balik adalah bagian penting dalam proses pembelajaran, yang berfungsi untuk memberikan informasi kepada siswa tentang kemajuan mereka dalam mencapai tujuan pembelajaran. Umpan balik yang konstruktif adalah umpan balik yang bersifat spesifik, relevan, dan mendukung perkembangan siswa (Hattie & Timperley, 2007). Tujuannya adalah membantu siswa memahami kekuatan dan kelemahan mereka serta memberikan panduan untuk perbaikan.

Karakteristik Umpan Balik yang Konstruktif

  1. Spesifik dan Fokus Umpan balik harus terfokus pada aspek tertentu dari pekerjaan siswa, bukan memberikan komentar umum seperti "Bagus" atau "Perlu perbaikan." Misalnya, "Penggunaan data dalam argumenmu sangat baik, tetapi penjelasanmu tentang hubungan antarvariabel masih bisa diperjelas."
  2. Bersifat Formatif Umpan balik harus membantu siswa untuk berkembang dan memperbaiki kinerja mereka di masa depan. Misalnya, "Cobalah tambahkan contoh nyata untuk mendukung argumenmu agar lebih kuat."
  3. Berorientasi pada Proses Umpan balik sebaiknya tidak hanya fokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses yang dilakukan siswa. Hal ini membantu siswa memahami langkah-langkah yang harus diperbaiki.
  4. Memberikan Dorongan Positif Meskipun menyampaikan area yang perlu diperbaiki, umpan balik juga harus memberikan pengakuan terhadap usaha dan pencapaian siswa. Ini dapat meningkatkan motivasi mereka.
  5. Tepat Waktu Umpan balik harus diberikan secepat mungkin setelah tugas selesai, sehingga siswa dapat segera menghubungkannya dengan proses pembelajaran mereka.

Contoh Praktik Memberikan Umpan Balik Konstruktif

  • Dalam esai sejarah, guru bisa mengatakan, "Kamu telah memberikan konteks yang kuat untuk peristiwa ini, tetapi cobalah untuk mengembangkan analisis dampaknya pada masyarakat saat itu."
  • Pada pelajaran matematika, guru dapat memberikan komentar, "Langkah pertama dalam penyelesaian soal ini sudah benar, tetapi kamu tampaknya membuat kesalahan dalam perhitungan di langkah kedua. Perhatikan kembali cara mengalikan bilangan desimal."

Pentingnya Umpan Balik yang Konstruktif

Umpan balik yang konstruktif memiliki dampak positif pada pembelajaran siswa. Menurut penelitian Hattie dan Timperley (2007), umpan balik adalah salah satu faktor paling signifikan yang memengaruhi pembelajaran. Umpan balik yang baik dapat:

  • Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pembelajaran.
  • Membantu siswa mengenali kekuatan dan kelemahan mereka.
  • Meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri siswa.
  • Mendorong siswa untuk mengambil langkah aktif dalam memperbaiki pembelajaran mereka.

Teknik Pengajaran Berdasarkan Hasil Asesmen Formatif

Asesmen formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan memberikan intervensi yang sesuai (Black & Wiliam, 1998). Teknik pengajaran berdasarkan hasil asesmen formatif melibatkan penyesuaian metode, strategi, dan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.

Teknik Pengajaran Berdasarkan Hasil Asesmen Formatif

  1. Differentiasi Pengajaran Berdasarkan hasil asesmen formatif, guru dapat mengidentifikasi siswa yang membutuhkan pendekatan pembelajaran yang berbeda. Contohnya:
    • Memberikan tugas tambahan untuk siswa yang membutuhkan tantangan lebih.
    • Menyediakan materi pendukung bagi siswa yang kesulitan memahami konsep tertentu.
  2. Pembelajaran Berbasis Kelompok Guru dapat mengelompokkan siswa berdasarkan hasil asesmen untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah atau memahami materi. Kelompok heterogen memungkinkan siswa yang lebih memahami konsep untuk membantu teman-temannya.
  3. Intervensi Khusus Jika asesmen menunjukkan bahwa beberapa siswa memiliki kesulitan tertentu, guru dapat memberikan intervensi khusus, seperti sesi pengajaran tambahan atau pendekatan individual.
  4. Penggunaan Strategi Bertanya yang Efektif Hasil asesmen formatif dapat membantu guru merancang pertanyaan yang menantang siswa untuk berpikir lebih dalam. Misalnya, setelah asesmen menunjukkan bahwa siswa memahami konsep dasar, guru dapat mengajukan pertanyaan yang mendorong mereka untuk menganalisis atau menerapkan konsep tersebut.
  5. Pemberian Tugas yang Dapat Disesuaikan Guru dapat memberikan tugas yang dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa berdasarkan hasil asesmen formatif. Contohnya adalah menyediakan beberapa tingkat kesulitan soal matematika dan meminta siswa memilih sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.

Manfaat Teknik Pengajaran Berdasarkan Asesmen Formatif

  • Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran: Guru dapat memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
  • Mengurangi Ketimpangan Pembelajaran: Siswa yang kesulitan mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk mengejar ketertinggalan.
  • Meningkatkan Keterlibatan Siswa: Pendekatan ini membuat siswa merasa pembelajaran lebih relevan dan personal.

Pemanfaatan Rubrik Penilaian

Rubrik penilaian adalah alat evaluasi yang terdiri dari serangkaian kriteria dan deskripsi tingkat pencapaian untuk setiap kriteria. Rubrik membantu guru memberikan penilaian yang objektif dan konsisten serta membantu siswa memahami apa yang diharapkan dari mereka (Brookhart, 2013).

Komponen Utama Rubrik Penilaian

  1. Kriteria Penilaian Kriteria adalah aspek-aspek yang akan dinilai, seperti kualitas argumen, penggunaan data, atau struktur tulisan.
  2. Deskripsi Tingkat Pencapaian Setiap kriteria harus memiliki deskripsi yang jelas untuk berbagai tingkat pencapaian, biasanya dalam skala 1-4 atau 1-5.
  3. Skor atau Bobot Setiap tingkat pencapaian diberi nilai atau bobot tertentu yang mencerminkan pentingnya kriteria tersebut.

Jenis Rubrik

  1. Rubrik Holistik Rubrik holistik memberikan satu skor keseluruhan untuk tugas siswa berdasarkan kualitas kerja secara umum.
    • Contoh: Dalam menilai esai, rubrik holistik memberikan skor keseluruhan berdasarkan argumen, struktur, dan bahasa tanpa memisahkan kriteria tertentu.
  2. Rubrik Analitik Rubrik analitik mengevaluasi setiap kriteria secara terpisah, memberikan skor untuk masing-masing kriteria sebelum menjumlahkan skor total.
    • Contoh: Untuk menilai esai, rubrik analitik menilai argumen, struktur, tata bahasa, dan kreativitas secara terpisah.

Contoh Rubrik Penilaian untuk Esai

Kriteria

Tingkat 4: Sangat Baik

Tingkat 3: Baik

Tingkat 2: Cukup

Tingkat 1: Perlu Perbaikan

Argumen

Sangat logis dan mendalam

Logis dengan beberapa kekurangan

Logis tetapi kurang mendalam

Tidak logis atau tidak relevan

Struktur

Sangat terorganisasi

Terorganisasi dengan baik

Cukup terorganisasi

Tidak terorganisasi

Penggunaan Data

Sangat relevan dan lengkap

Relevan tetapi kurang lengkap

Cukup relevan

Tidak relevan

Tata Bahasa

Bebas dari kesalahan

Sedikit kesalahan kecil

Beberapa kesalahan

Banyak kesalahan

Manfaat Pemanfaatan Rubrik Penilaian

  1. Objektivitas Rubrik mengurangi subjektivitas dalam penilaian, memastikan bahwa semua siswa dinilai dengan standar yang sama.
  2. Konsistensi Dengan rubrik, guru dapat memberikan penilaian yang konsisten untuk tugas yang sama, bahkan jika dilakukan pada waktu yang berbeda.
  3. Transparansi Siswa memahami kriteria penilaian sejak awal, sehingga mereka tahu apa yang diharapkan dan dapat merencanakan pekerjaan mereka dengan lebih baik.
  4. Umpan Balik yang Lebih Baik Rubrik memberikan informasi rinci tentang area yang sudah baik dan yang perlu ditingkatkan.
  5. Meningkatkan Pembelajaran Mandiri Siswa dapat menggunakan rubrik untuk mengevaluasi pekerjaan mereka sendiri sebelum menyerahkan tugas.

Kesimpulan

Umpan balik yang konstruktif, teknik pengajaran berdasarkan hasil asesmen formatif, dan pemanfaatan rubrik penilaian adalah elemen penting dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan bermakna. Umpan balik yang baik membantu siswa memahami kemajuan mereka, sementara asesmen formatif memungkinkan guru menyesuaikan strategi pengajaran sesuai kebutuhan siswa. Pemanfaatan rubrik penilaian memberikan kerangka kerja yang jelas dan adil dalam mengevaluasi hasil belajar siswa. Dengan mengintegrasikan ketiga elemen ini, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan akademik dan personal siswa.

Comments

Popular posts from this blog

Pendahuluan Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya

Pendahuluan 1.1. Pengertian Peserta Didik Peserta didik merupakan subjek utama dalam sistem pendidikan yang berperan sebagai individu yang menjalani proses pembelajaran. Secara terminologi, peserta didik adalah individu yang berpartisipasi aktif dalam proses pendidikan, baik formal, nonformal, maupun informal, dengan tujuan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu untuk mengembangkan potensi dirinya. Dalam konteks formal, peserta didik sering merujuk pada siswa di sekolah atau mahasiswa di perguruan tinggi yang terlibat dalam proses pembelajaran yang terstruktur. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri melalui proses pembelajaran pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Definisi ini menegaskan bahwa peserta didik tidak hanya terbatas pada anak usia sekolah, tetapi mencakup individu di berbagai usia yang terlibat dalam berbagai bentuk pendidikan (Keme...

Latar belakang dan urgensi filosofi dalam sistem pendidikan.

Filosofi Pendidikan Indonesia (Bagian 1)    Bagikan di Facebook   Bagikan di WhatsApp a.       Latar belakang dan urgensi filosofi dalam sistem pendidikan. Pendidikan adalah fondasi utama dalam membangun masyarakat yang berdaya saing, inklusif, dan bermoral. Filosofi pendidikan memberikan kerangka konseptual yang membimbing praktik dan tujuan pendidikan dalam membentuk individu yang holistik. Sebagai dasar pemikiran yang mendalam, filosofi pendidikan mengarahkan sistem pendidikan agar tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan semata, tetapi juga pada pengembangan karakter, nilai-nilai kemanusiaan, dan kemampuan berpikir kritis. Pandangan ini menjadi relevan di tengah tantangan global, seperti peningkatan kompleksitas teknologi, kemerosotan moral, dan ketimpangan sosial, yang membutuhkan individu dengan kesadaran etik dan kemampuan reflektif untuk menjawab permasalahan masa kini (Dewey, 1938; Noddings, 2013). Urgensi filosofi dalam ...

Dukungan Prabowo: Insentif Guru Non-ASN Rp 2 Juta, Guru ASN 1 Kali Gaji

WartaHarian , 26 November 2024 – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menerima Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, di Istana Merdeka. Dalam pertemuan ini, sejumlah isu strategis di bidang pendidikan menjadi topik pembahasan, termasuk kebijakan pembelajaran coding, evaluasi sistem zonasi PPDB, peringatan Hari Guru Nasional 2024, serta peningkatan kesejahteraan guru. Pemerintah tengah mengkaji penerapan pembelajaran pemrograman komputer atau coding sebagai bagian dari kurikulum pilihan di sekolah. Kebijakan ini direncanakan dimulai dari jenjang pendidikan dasar, kemungkinan dari kelas 4 ke atas. Presiden Prabowo Subianto menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif tersebut, dengan harapan pembelajaran coding dapat membekali generasi muda untuk menghadapi tantangan era digital yang semakin kompleks. Terkait dengan sistem zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Presiden Prabowo menginstruksikan agar dilakukan kajian mendalam untuk menye...