Skip to main content

BAB 8: Asesmen Berbasis Portofolio

 

Konsep Dasar dan Manfaat Portofolio dalam Asesmen

Konsep Dasar Portofolio dalam Asesmen

Portofolio adalah kumpulan karya siswa yang dikurasi secara sistematis untuk menunjukkan pencapaian, perkembangan, dan upaya mereka dalam proses belajar. Portofolio memberikan gambaran yang holistik tentang kemampuan dan kemajuan siswa, serta mendokumentasikan proses pembelajaran mereka secara nyata. Portofolio sering digunakan sebagai alat asesmen alternatif yang dapat menggantikan atau melengkapi bentuk asesmen tradisional, seperti tes pilihan ganda atau ujian esai (Chappuis, 2015).

Portofolio memungkinkan siswa untuk merefleksikan pembelajaran mereka sendiri dan memberikan bukti nyata tentang bagaimana mereka mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Guru menggunakan portofolio untuk menilai pencapaian siswa secara individu, berdasarkan hasil karya yang dihasilkan dari waktu ke waktu.

Manfaat Portofolio dalam Asesmen

1.      Meningkatkan Pemahaman Mendalam Portofolio membantu siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka secara mendalam terhadap materi yang dipelajari. Karena portofolio sering kali memuat bukti nyata dari proses berpikir siswa, guru dapat lebih memahami cara siswa memahami konsep tertentu.

2.      Mendorong Refleksi Diri Portofolio mendorong siswa untuk merefleksikan pembelajaran mereka. Dengan memeriksa karya mereka sendiri, siswa dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka, serta merencanakan langkah-langkah untuk perbaikan.

3.      Memantau Perkembangan Siswa Portofolio memungkinkan guru dan siswa untuk melihat perkembangan keterampilan dan pengetahuan dari waktu ke waktu. Hal ini memberikan pandangan yang lebih jelas tentang kemajuan siswa dibandingkan dengan asesmen tradisional.

4.      Mendukung Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa Dengan portofolio, siswa lebih terlibat dalam proses pembelajaran karena mereka memiliki kendali atas karya yang dimasukkan ke dalam portofolio mereka.

5.      Mengintegrasikan Penilaian dan Pembelajaran Portofolio menciptakan hubungan yang erat antara proses pembelajaran dan asesmen. Hal ini karena portofolio tidak hanya digunakan untuk menilai hasil akhir, tetapi juga untuk mengukur proses belajar.

6.      Meningkatkan Keterampilan Abad ke-21 Penggunaan portofolio dapat meningkatkan keterampilan seperti berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas.

Menilai Perkembangan Siswa Melalui Portofolio

Langkah-langkah Menilai Perkembangan Siswa

1.      Menentukan Tujuan Asesmen Guru harus menetapkan tujuan yang jelas untuk portofolio, seperti mengukur pemahaman konsep tertentu, menilai kemampuan menulis, atau memantau perkembangan keterampilan teknis.

2.      Memilih Artefak yang Relevan Artefak adalah bukti pembelajaran yang dimasukkan ke dalam portofolio, seperti esai, laporan eksperimen, hasil proyek, atau refleksi pribadi. Guru dan siswa dapat bekerja sama untuk memilih artefak yang relevan dengan tujuan pembelajaran.

3.      Menggunakan Rubrik Penilaian Guru harus menggunakan rubrik yang terstruktur untuk menilai artefak dalam portofolio. Rubrik ini harus mencakup kriteria seperti kualitas konten, kreativitas, kemampuan reflektif, dan konsistensi.

4.      Menyediakan Umpan Balik Umpan balik adalah komponen penting dalam asesmen portofolio. Guru harus memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu siswa memperbaiki karya mereka dan meningkatkan pemahaman mereka.

5.      Mengadakan Konferensi Portofolio Konferensi portofolio adalah sesi diskusi antara guru dan siswa untuk merefleksikan isi portofolio. Dalam konferensi ini, siswa dapat menjelaskan proses pembelajaran mereka, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, serta merencanakan langkah-langkah selanjutnya.

Indikator Perkembangan Siswa

Portofolio dapat digunakan untuk mengukur perkembangan siswa dalam aspek-aspek berikut:

·         Pemahaman Konsep: Sejauh mana siswa memahami materi yang diajarkan.

·         Kreativitas: Tingkat inovasi dan orisinalitas dalam karya siswa.

·         Keterampilan Teknis: Kualitas dan akurasi dalam pelaksanaan tugas praktis.

·         Kemampuan Reflektif: Kemampuan siswa untuk merefleksikan pembelajaran mereka dan mengidentifikasi area untuk perbaikan.

Panduan Menyusun Portofolio yang Efektif

Komponen Utama Portofolio

1.      Pengantar Pengantar biasanya mencakup pernyataan tujuan siswa dalam menyusun portofolio, serta deskripsi singkat tentang isi portofolio.

2.      Artefak Pembelajaran Artefak adalah bukti pembelajaran yang relevan, seperti tugas, proyek, atau hasil praktikum. Setiap artefak harus disertai dengan penjelasan tentang bagaimana artefak tersebut mencerminkan pembelajaran siswa.

3.      Refleksi Siswa Refleksi adalah bagian penting dari portofolio. Siswa harus menulis refleksi tentang apa yang telah mereka pelajari, tantangan yang mereka hadapi, dan bagaimana mereka mengatasi tantangan tersebut.

4.      Umpan Balik Guru Portofolio yang efektif mencakup umpan balik dari guru, yang memberikan wawasan tambahan tentang kinerja siswa.

5.      Kesimpulan Kesimpulan mencakup ringkasan pembelajaran siswa selama periode tertentu, serta tujuan mereka untuk pembelajaran di masa depan.

Langkah-langkah Menyusun Portofolio

1.      Menetapkan Tujuan Guru dan siswa harus menetapkan tujuan yang jelas untuk portofolio. Tujuan ini dapat mencakup pencapaian akademik, perkembangan keterampilan tertentu, atau pemahaman konsep tertentu.

2.      Memilih Artefak Artefak yang dipilih harus relevan dengan tujuan portofolio dan mencerminkan pembelajaran siswa. Artefak dapat mencakup berbagai jenis karya, seperti tulisan, presentasi, atau hasil praktikum.

3.      Menyusun Refleksi Siswa harus menyertakan refleksi tentang pembelajaran mereka. Refleksi ini dapat mencakup apa yang telah mereka pelajari, tantangan yang mereka hadapi, dan bagaimana mereka mengatasi tantangan tersebut.

4.      Menggunakan Teknologi Teknologi dapat digunakan untuk membuat portofolio digital, yang memungkinkan siswa untuk menyusun dan membagikan portofolio mereka secara online. Platform seperti Google Sites, Seesaw, atau Padlet sering digunakan untuk tujuan ini.

5.      Melakukan Evaluasi Berkala Portofolio harus dievaluasi secara berkala untuk memantau perkembangan siswa. Evaluasi ini dapat dilakukan melalui konferensi portofolio, di mana siswa dan guru mendiskusikan isi portofolio.

6.      Menyediakan Umpan Balik yang Konstruktif Guru harus memberikan umpan balik yang spesifik dan relevan untuk membantu siswa meningkatkan portofolio mereka.

Contoh Praktis Portofolio dalam Berbagai Bidang Studi

1.      Bahasa Dalam pelajaran bahasa, portofolio dapat mencakup esai, puisi, presentasi, dan refleksi tentang proses menulis.

2.      Sains Dalam pelajaran sains, portofolio dapat mencakup laporan eksperimen, proyek, dan diagram.

3.      Seni Dalam pelajaran seni, portofolio dapat mencakup sketsa, lukisan, dan deskripsi tentang proses kreatif.

4.      Teknologi Dalam pelajaran teknologi, portofolio dapat mencakup kode pemrograman, desain aplikasi, dan laporan proyek.

Kesimpulan

Portofolio adalah alat asesmen yang efektif untuk menilai perkembangan siswa secara holistik. Dengan menyusun portofolio yang sistematis dan melibatkan siswa dalam proses refleksi, guru dapat memberikan pandangan yang lebih komprehensif tentang pembelajaran siswa. Selain itu, portofolio membantu siswa mengembangkan keterampilan reflektif dan metakognitif yang penting untuk pembelajaran sepanjang hayat.

Referensi

·         Brookhart, S. M. (2013). How to create and use rubrics for formative assessment and grading. ASCD.

·         Chappuis, J. (2015). Seven strategies of assessment for learning. Pearson.

Wiggins, G., & McTighe, J. (2005). Understanding by design. ASCD.

Comments

Popular posts from this blog

Pendahuluan Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya

Pendahuluan 1.1. Pengertian Peserta Didik Peserta didik merupakan subjek utama dalam sistem pendidikan yang berperan sebagai individu yang menjalani proses pembelajaran. Secara terminologi, peserta didik adalah individu yang berpartisipasi aktif dalam proses pendidikan, baik formal, nonformal, maupun informal, dengan tujuan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu untuk mengembangkan potensi dirinya. Dalam konteks formal, peserta didik sering merujuk pada siswa di sekolah atau mahasiswa di perguruan tinggi yang terlibat dalam proses pembelajaran yang terstruktur. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri melalui proses pembelajaran pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Definisi ini menegaskan bahwa peserta didik tidak hanya terbatas pada anak usia sekolah, tetapi mencakup individu di berbagai usia yang terlibat dalam berbagai bentuk pendidikan (Keme...

Latar belakang dan urgensi filosofi dalam sistem pendidikan.

Filosofi Pendidikan Indonesia (Bagian 1)    Bagikan di Facebook   Bagikan di WhatsApp a.       Latar belakang dan urgensi filosofi dalam sistem pendidikan. Pendidikan adalah fondasi utama dalam membangun masyarakat yang berdaya saing, inklusif, dan bermoral. Filosofi pendidikan memberikan kerangka konseptual yang membimbing praktik dan tujuan pendidikan dalam membentuk individu yang holistik. Sebagai dasar pemikiran yang mendalam, filosofi pendidikan mengarahkan sistem pendidikan agar tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan semata, tetapi juga pada pengembangan karakter, nilai-nilai kemanusiaan, dan kemampuan berpikir kritis. Pandangan ini menjadi relevan di tengah tantangan global, seperti peningkatan kompleksitas teknologi, kemerosotan moral, dan ketimpangan sosial, yang membutuhkan individu dengan kesadaran etik dan kemampuan reflektif untuk menjawab permasalahan masa kini (Dewey, 1938; Noddings, 2013). Urgensi filosofi dalam ...

Dukungan Prabowo: Insentif Guru Non-ASN Rp 2 Juta, Guru ASN 1 Kali Gaji

WartaHarian , 26 November 2024 – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menerima Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, di Istana Merdeka. Dalam pertemuan ini, sejumlah isu strategis di bidang pendidikan menjadi topik pembahasan, termasuk kebijakan pembelajaran coding, evaluasi sistem zonasi PPDB, peringatan Hari Guru Nasional 2024, serta peningkatan kesejahteraan guru. Pemerintah tengah mengkaji penerapan pembelajaran pemrograman komputer atau coding sebagai bagian dari kurikulum pilihan di sekolah. Kebijakan ini direncanakan dimulai dari jenjang pendidikan dasar, kemungkinan dari kelas 4 ke atas. Presiden Prabowo Subianto menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif tersebut, dengan harapan pembelajaran coding dapat membekali generasi muda untuk menghadapi tantangan era digital yang semakin kompleks. Terkait dengan sistem zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Presiden Prabowo menginstruksikan agar dilakukan kajian mendalam untuk menye...